Jawa Oolong, Teh Oolong dari Bogor

Saat saya sedang berjalan-jalan di mall, beberapa kali saya menemukan gerai teh 63. Saat itu saya belum tertarik dengan dunia teh, jadi saya hanya melewatinya saja tanpa lirik sedikitpun. Namun ketika sudah mulai "terjerumus" dengan hobi teh, gerai teh 63 terkadang saya kunjungi ketika sedang iseng-iseng main di mall.

Mungkin kalau saya ditanya apa salah satu teh khas 63, saya akan jawab teh Jawa Oolong, meskipun Jawa Oolong menjadi teh yang harganya paling murah dijual di sana, Rp40.000 per 100 gram. Pada awalnya saya hanya meminum Jawa Oolong yang sudah diseduh jadi dan disajikan dingin di sana, tetapi rasa pahitnya sangat terasa. Jangan-jangan salah cara penyeduhan nih, pikir saya, sehingga saya pun mencoba membeli teh Jawa Oolong kering. Teh Jawa Oolong dijual dalam dua kemasan, yaitu 100 gram dan 300 gram. Untuk 100 gram, hanya dikemas dengan plastik yang bagian belakangnya dilapisi kertas alumunium dan bagian depannya bening, sehingga daun teh bisa terpapar cahaya dan sepengetahuan saya bisa menyebabkan penurunan kualitas pada teh. Sedangkan untuk kemasan 300 gram, daun teh kering dikemas dalam kertas alumunium dan divakum, kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Pengemasan yang seperti ini tentu lebih baik dan mendekati ideal.

Aroma daun teh yang nutty tercium saat kemasan teh saya buka pada pertama kalinya. Bentuknya bulat, lebih kecil daripada Gn.Halimun Oolong, dan warna hijaunya juga lebih gelap. Satu sendok makan daun teh saya masukkan ke dalam gaiwan saya, lalu saya seduh dengan air di bawah titik didih. Rasanya? Ada aroma flowery jika dihirup dengan hidung, dan aroma nutty ketika teh dicecap lalu diminum. Sayangnya, tidak terasa aftertaste manis yang sebenarnya selalu saya tunggu-tunggu ketika meminum teh dengan kualitas bagus.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari googling, Jawa Oolong ditanam di Bogor, Jawa Barat, oleh Lie Mei Chu. Lie Mei Chu membawa bibit teh dari Taiwan dan ditanam pada tahun 1985, kemudian baru bisa dipanen pada tahun 1995. Pada awalnya teh ini sudah dijual dengan label Jawa Oolong, tetapi hanya diekspor ke Taiwan, baru belakangan dijual juga di Indonesia. Saat ini, sekitar 80% Jawa Oolong diekspor dan sisanya dijual di pasar Indonesia.

This entry was posted on Monday, August 5, 2013 and is filed under ,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply